“Malaysia boleh!” teriak ibu Michelle Yeoh saat melakukan percakapan lewat video dengan putrinya beberapa menit sebelum artis berkebangsaan Malaysia tersebut berhasil memenangkan Piala Oscar. Teriakan ibu Yeoh sendiri bukan tanpa arti, tetapi slogan yang biasa digunakan warga negara Jiran itu untuk mengungkapkan “Malaysia bisa melakukannya!”
“Saya sangat senang… Saya bangga dengan putri saya. Dia pekerja keras,” kata Janet Yeoh kepada wartawan setelah putrinya menjadi perempuan Asia pertama yang memenangkan Academy Award untuk aktris terbaik.
“Saya akan meneleponnya supaya kembali (ke Malaysia) dan segera merayakannya. Bulan depan adalah hari ulang tahun saya.”
Dia dan kerabat lainnya serta teman-teman Yeoh berkumpul di siaran langsung perhelatan penghargaan di bioskop Kuala Lumpur. Acara nonton bareng tersebut diwarnai oleh sorak sorai, pelukan, dan air mata kegembiraan saat Yeoh keluar sebagai pemenang.
Michelle Yeoh berpose di karpet merah berwarna sampanye di Academy Awards ke-95 di Hollywood, Los Angeles, California, AS, 12 Maret 2023. (Foto: REUTERS/Mario Anzuoni)
“Itu adalah momen yang mencengangkan,” kata keponakan Yeoh, Vicki.
“Saya tidak bisa berkata apa-apa, saya menangis. Semuanya terjadi begitu cepat. Kami sangat senang dia menang, bibi kami menang… Kami terus meyakinkah bibi: ‘Bibi akan menang… Bibi akan berdiri di atas panggung bersama pria emas itu,” katanya, mengacu pada patung Oscar.
Kebanggaan Asia
Aktris Malaysia berusia 60 tahun itu memenangkan penghargaan atas perannya dalam film fiksi ilmiah “Everything Everywhere All at Once.” Ia berhasil mengalahkan Cate Blanchett yang telah lama difavoritkan memenangkan Oscar ketiganya untuk perannya film “Tar.”
“Everything Everywhere” menceritakan kisah seorang imigran China pemilik binatu yang terlibat pertempuran dengan penjahat super antardimensi — yang kebetulan adalah putrinya sendiri.
Emily Ng, seorang penggemar Yeoh, berkata: “Dia adalah kebanggaan bukan hanya untuk Malaysia, tapi juga kebanggaan Asia.”
Mantan gadis film legendaris James Bond itu lahir dari orang tua keturunan Malaysia-China pada 1962 di Kota Ipoh, 200 kilometer utara Ibu Kota Kuala Lumpur.
Ketika kecil ia menggeluti dunia tarian, lalu pergi ke Inggris untuk mempelajari balet.
Saat berlibur mengunjungi keluarga, sang ibu mendaftarkan Yeoh untuk turut dalam kontes Miss Malaysia secara sepihak.
“Saya setuju untuk (mengikuti kontes tersebut) agar ia bisa diam,” kata Yeoh, yang kemudian memenangkan kontes kecantikan itu, dalam sebuah acara bincang-bincang.
Cedera punggung membuatnya melepaskan karir menarinya, tetapi pada pertengahan 1980-an, dia menggunakan kontrol tubuh yang dia pelajari di balet untuk tampil di film laga bersama tokoh-tokoh seperti Jackie Chan.
Stephanie Hsu, Michelle Yeoh dan Ke Huy Quan dalam sebuah adegan dari, “Everything Everywhere All At Once.” (Film Allyson Riggs/A24 melalui AP) “
Sejumlah film terkenal di mana Yeoh turut berperan adalah film “Crouching Tiger Hidden Dragon” pada2000, “Memoirs of a Geisha” pada 2005, dan komedi romantis “Crazy Rich Asians” pada 2018, sebagaimana dilansir dari Reuters.
Yeoh dianugerahi gelar “Tan Sri” oleh raja Malaysia pada 2013, salah satu gelar kehormatan tertinggi negara yang diberikan kepada warga sipil.
Sementara itu di Hong Kong, tempat Yeoh bekerja selama satu dekade sebelum menjadi bintang Hollywood, Sekretaris Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Kevin Yeung memberi selamat kepada Yeoh, menyebutnya sebagai “bintang yang bersinar dengan pencapaian yang mengesankan.”
“Ini adalah bukti kuatnya potensi talenta dan industri film Hong Kong,” katanya. [ah/rs]